Rabu, 08 April 2015

Antara Angin dan Rumput


            Malam ini, ada sebuah ‘undangan yang diterima’ masuk pada akun BBMku. Segera saja kutengok siapa, dan ternyata... Angin. Rasanya, aku sering mendengar nama ini disebut oleh Sony, teman sebangkuku. Kuterima untuk memastikan benarkah dia Angin, teman se-SMAku.
            Hi... Lulu. Thank you for confirm.
            Pesan itu masuk beberapa saat kemudian. Menurut Sony, Angin itu jago bahasa Inggris. Berarti, dia beneran Angin anak kelas X-3. Jujur saja, aku tak pernah mengenalinya, wajahnya seperti apa pun aku tak paham. Misterius. Display Picturenya bergambar rumput hijau yang terlihat dari dekat. Ah... ini nggak adil! Aku bahkan menayangkan wajah asliku yang... pas-pasan di DP. Hmm... mungkin dia suka makan rumput, eh? Bisa jadi dia seorang vegetarian? Atau go green mania? dia pecinta rumput mungkin. Aneh!
            You’re welcome. Are you Angin from X-3?
            Yes i’am.
            Kenapa DPmu rumput, Ngin?
            Ah, ini...bagus kan? Wkwkwk
            (Bagus dari Hongkong? Bikin aku makin penasaran tau!)
            Wuu... Bagusan juga pake wajah sendiri. Melet kek, manyun kek.
            Rumput itu banyak filosofinya tau.
            Apaan emang?
            Rumput tetangga terlihat lebih hijau. Hahaha....
            Au ah... udah malem nih. Takut besok kesiangan.
            Selamat malam Lulu.
            Sialan! Itu sih dia saja yang ngebet sama rumput. Tapi sejauh ini, dia asik juga sih diajak chatting. Ah, jadi makin penasaran seperti apa wajahnya.
                                                                        ***
            Istirahat sekolah, Aku duduk di bangku lorong kelas dan Sony keluar dari kelas.
            “Sony, Son. Kenal Angin X-3 nggak?”
            “Kenal, kenapa Lu? Eh, bentar deh... Angin juga nanyain kamu tadi pagi, ciyee ada apa nih kalian?”
            “Nggak ada apa-apa kok Son, penasaran aja.” Ups, kenapa aku malah ngomong?
            “Udahlah sana jadian. Hahaha....” kata Sony sambil berlalu. Aku cemberut dan menengok ke arah Sony. Ada seorang cowok melewati lorong dari arah kantin. Melirik sekilas kepadaku. Kemudian berhenti tepat di depanku.
            “Hai Lulu...” sapanya kalem. Suaranya berat, malu-malu. Dia tinggi, rambut cepak sedikit berjambul, berwajah bulat, alisnya tipis, matanya sipit, pipinya chubby, badannya berisi. Astaga! Dia tipe cowok idamanku. Jomblo nggak ya dia?
            “Angin?” mataku terbelalak. Dia mengangguk dan tersenyum manis... Oh God!
            “Hmm... temenin cari rumput yuk.”
            “Rumput?”
           
NB: Angin (bukan nama sebenarnya) adalah salah satu teman SMA yang pernah dekat denganku. Hobinya chatting dan tidur. Dia suka berfilosofi, jago bahasa inggris, suka menulis dan pintar. Namanya begitu populer di sekolah. Jika belum mengenalinya, dia terlihat pendiam, teratur serta tenang, dan saat telah dekat dengannya, terungkaplah bahwa dia benar-benar pecah! Paraaaahhh... pelit dan cerewet. Dia menyukai rumput, dari segi segar dipandang, baunya yang menenangkan dan mungkin... rasanya? Satu hal yang pasti, dia termasuk jajaran makhluk Tuhan yang tampan. Dengan kulit sawo matang, kalem, tinggi, rambut cepak sedikit berjambul, berwajah bulat, alisnya tipis, matanya sipit, pipinya chubby, badannya berisi, suaranya berat.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar